Review Komik Chainsaw Man. Oktober 2025, Chainsaw Man karya Tatsuki Fujimoto kembali jadi pembicaraan panas di kalangan penggemar manga global, terutama setelah chapter 216 rilis akhir September yang bikin netizen X ramai dengan teori liar soal Yoru dan plot twist politik absurd. Manga ini, yang mulai tayang di Weekly Shonen Jump sejak 2018, udah tamat Public Safety Saga di chapter 97 tahun 2020, lalu lanjut Academy Saga sejak Juli 2022 dengan ritme mingguan yang bikin fans ketagihan. Fujimoto, yang sebelumnya sukses dengan Fire Punch, bikin Chainsaw Man beda dari shonen biasa: campur gore brutal, humor hitam, dan kritik sosial yang tajam, sambil jual jutaan kopi di seluruh dunia. Di era di mana adaptasi anime season 2 lagi digarap MAPPA, review terkini soroti bagaimana manga ini tetep relevan—dari inspirasi Bleach sampe meme Gavin Newsom yang nyasar ke chapter terbaru. Artikel ini kupas ringkasan, alasan wajib dibaca, plus plus-minusnya, biar Anda paham kenapa Chainsaw Man bukan cuma komik, tapi fenomena budaya. BERITA BASKET
Ringkasan dari Komik IniL Review Komik Chainsaw Man
Chainsaw Man ceritanya pusat di Denji, pemuda miskin yang kontrak dengan iblis Pochita—iblis berbentuk anjing gergaji—untuk jadi Chainsaw Man, pemburu iblis bayaran Public Safety Devil Hunters. Public Safety Saga ikutin Denji gabung tim pemerintah Jepang yang lawan iblis macam Gun Devil atau Eternity Devil, sambil urus hutang yakuza dan mimpi sederhana: makan jamur enoki, pegang tetek, dan punya hidup normal. Karakter kunci seperti Aki (partner yang tragis), Power (iblis darah yang chaotic), dan Makima (bos misterius yang manipulatif) bikin dinamika tim penuh ketegangan emosional, di mana setiap arc—dari Eternity Devil arc sampe International Assassins arc—campur aksi gila dengan twist psikologis yang bikin pembaca terkejut.
Academy Saga, yang lagi berjalan di 2025, loncat waktu delapan tahun: Denji balik sebagai siswa SMA biasa, tapi tetep terlibat kekacauan iblis lewat Asa Mitaka, gadis yang possess sama War Devil Yoru. Cerita ini eksplor tema kedewasaan, identitas, dan korupsi masyarakat, dengan arc seperti School Life arc yang bikin Denji hadapi dilema antara normalitas dan kekuatannya. Fujimoto jago banget bangun dunia di mana iblis lahir dari ketakutan manusia—seperti Darkness Devil dari rasa takut gelap—dan chapter terbaru 216 soroti konflik Yoru yang makin brutal, campur elemen politik absurd yang bikin fans spekulasi soal akhir cerita. Total 215 chapter sampe sekarang, manga ini bagi dua saga utama, dengan cliffhanger mingguan yang bikin pembaca nungguin besoknya.
Kenapa Komik Ini Sangat Untuk Dibaca: Review Komik Chainsaw Man
Chainsaw Man wajib dibaca karena Fujimoto ubah formula shonen jadi sesuatu yang lebih liar dan dewasa, tanpa kehilangan fun-nya. Visualnya kasar tapi ekspresif—panel gore-nya bikin jantung deg-degan, sementara muka Denji yang polos saat mikir tetek bikin ngakak. Di 2025, dengan chapter 216 yang lagi dibahas di Reddit soal “mildly confusing tapi makes sense”, manga ini cocok buat yang bosan trope hero konvensional; Denji bukan pahlawan mulia, tapi anak muda yang haus kasih sayang, bikin relatable banget di era isolasi sosial. Inspirasi dari Bleach—seperti secret society lawan monster—tapi Fujimoto tambah twist unik: iblis yang bisa dibunuh tapi lahir lagi dari rasa takut, kritik halus ke isu global kayak terorisme atau pandemi.
Lebih dari itu, pacing-nya cepat tanpa filler, ideal buat pembaca sibuk—baca satu arc cuma butuh sore, tapi efek emosionalnya nempel lama. Di X, opini terkini sebut Part 2 “actually pretty good” meski kontroversial soal Denji balik, dengan meme soal Yoru “killing California shitlibs” yang bikin diskusi fun. Buat pemula, mulai dari Viz Media digital gratis sampe chapter 7, lalu lanjut berbayar; buat veteran, ini obat haus plot twist kayak April Fools chapter 198 yang disebut “best twist 2025”. Singkatnya, Chainsaw Man bukan cuma hiburan—ia cermin manusiawi yang bikin Anda mikir sambil ketawa, pas buat Oktober yang lagi dingin dan pengen curl up dengan manga.
Sisi Positif dan Negatif dari Komik Ini
Sisi positif Chainsaw Man melimpah: narasi Fujimoto yang unpredictable bikin setiap chapter kayak rollercoaster—dari euforia aksi chainsaw vs devil sampe heartbreak Aki atau Makima arc yang ubah pandangan soal kontrol. Karakter development-nya kuat; Denji tumbuh dari naif jadi kompleks tanpa kehilangan esensi konyolnya, sementara Yoru-Asa duo di Part 2 tambah lapisan feminisme halus soal identitas. Di 2025, review Fanverse sebut Public Safety Saga “intense tapi nggak untuk semua”, tapi justru itu kekuatannya: gore dan tema abuse/child neglect bikin dewasa, tapi humor hitamnya seimbangin. Dampak budaya? Inspirasi JJK, Demon Slayer, sampe Dandadan, plus rating MAL tinggi karena “not for everyone” malah bikin eksklusif dan dibahas luas di TikTok review slow progress chapter.
Tapi, negatifnya ada: pacing Part 2 kadang lambat, kayak battle Denji vs fake Chainsaw Man yang berulang, bikin fans frustrasi seperti di TikTok kritik “pattern too predictable”. Plot issues muncul di ending ch 211 yang “reveal ending” tapi terasa rushed, plus elemen politik absurd di chapter terbaru yang bikin sebagian bilang “6/10 series” tanpa Makima. Gore berlebih dan tema grooming/manipulasi bisa trigger, terutama buat pembaca sensitif, sementara transisi saga bikin Denji terasa underutilized awalnya. Di Facebook grup, opini sebut “not a good series” karena kurang konsisten, meski itu subjektif. Intinya, plusnya dari inovasi, minusnya dari ekspektasi tinggi—Fujimoto ambil risiko, tapi kadang jatuh.
Kesimpulan
Chainsaw Man di 2025 tetep jadi benchmark manga shonen yang berani, dengan ringkasan saga penuh twist dari Denji ke Asa, alasan dibaca lewat pacing liar dan karakter relatable, plus keseimbangan positif inovasi dan negatif pacing lambat yang bikin diskusi hidup. Fujimoto bukti komik bisa campur darah, tawa, dan air mata tanpa klise, meski nggak sempurna. Buat yang belum, mulai sekarang—siapa tahu chapter 217 bawa ledakan baru. Di akhir, Chainsaw Man ingatkan: hidup kayak gergaji—kasar, berisik, tapi potong apa aja yang menghalangi mimpi. Selamat membaca, dan jangan lupa tarik cord-nya.