Review Komik Dandadan. Pada 17 Oktober 2025, dunia komik heboh dengan kabar produksi season ketiga Dandadan yang resmi dimulai, hanya sepekan setelah akhir pekan Fall Anime yang menempatkan seri ini di puncak power ranking minggu ketiga. Manga karya Yukinobu Tatsu, yang tayang sejak 2021, kini capai volume 20 di Jepang, dengan penjualan FY2025 berpotensi geser seri lain untuk posisi kedua terlaris. Adaptasi anime season dua, yang tutup di chapter 71 manga dengan cliffhanger misterius alien dan ciuman tak terduga, tinggalkan penggemar haus kelanjutan. Di tengah kritik sensor bodysuit sci-fi Vamola yang bikin penggemar geram, seri ini tetap kuat sebagai campuran aksi supranatural, romansa, dan komedi absurd. Review volume 15 baru-baru ini puji visual memukau dan emosi mendalam, sinyal potensi adaptasi lebih ganas. Artikel ini kupas tiga aspek kunci seri ini di 2025, dari plot yang adiktif hingga dampak budayanya, buat penggemar baru atau lama paham kenapa Dandadan tak tergantikan. BERITA BOLA
Plot dan Karakter: Campuran Aksi Gila dengan Romansa Hangat: Review Komik Dandadan
Plot Dandadan berputar di sekitar Momo Ayase, gadis skeptis hantu tapi percaya alien, dan Ken Takakura alias Okarun, cowok introvert yang yakin kebalikan—hantu nyata, alien bohong. Pertemuan mereka picu petualangan liar lawan yokai dan UFO, tapi season dua anime, adaptasi sampai chapter 71, tambah lapisan romansa yang bikin hati meleleh. Cliffhanger akhir, di mana alien misterius keluar dari suit Kaiju Vamola dan cium Okarun, tinggalkan pertanyaan besar soal identitas dan ikatan emosional. Ini bukan sekadar fight scene; seri pintar gabung humor absurd—like Okarun berubah jadi setan kecil—dengan momen vulnerabel, seperti Momo hadapi trauma keluarga.
Karakter jadi jantungnya. Momo, dengan tinju spiritualnya, wakili kekuatan cewek mandiri tapi lembut, sementara Okarun evolusi dari pemalu jadi pahlawan ragu-ragu. Antagonis seperti Turbo Granny atau Acrobatic Silky tambah kedalaman, bukan monster datar tapi punya backstory tragis. Di volume 15, emosi makin dalam saat arc keluarga Okarun ungkap rahasia supranatural, bikin pembaca terharu di tengah aksi non-stop. Meski 2025 jadi tahun sulit buat shonen Jump dengan isu produksi, Dandadan selamat berkat narasi lincah yang tak pernah bosan—setiap chapter picu “satu lagi yuk” sambil ketawa dan deg-degan.
Seni dan Gaya: Visual Memukau yang Dukung Narasi Gila: Review Komik Dandadan
Gaya seni Yukinobu Tatsu adalah pesta visual yang bikin Dandadan beda dari shonen standar. Panel dinamis penuh gerak, dari ledakan yokai raksasa sampai ekspresi wajah hiper-real Momo saat marah, ciptakan ritme cepat yang cocok adaptasi anime. Di volume 15, seni makin matang: bayang-bayang supranatural terasa hidup, sementara detail kecil seperti rambut Okarun yang acak-acakan tambah rasa autentik. Sensor bodysuit Vamola di season dua, yang potong elemen sci-fi seksi, malah soroti kekuatan seni asli—desain suit itu campur futuristik dan erotis tanpa murahan, tapi adaptasi terpaksa tone down demi rating.
Komedi visualnya jenius: pose konyol saat fight campur horor mencekam, seperti arc kamar mandi hantu yang bikin gelak tapi merinding. Soundtrack anime, meski tak dibahas di sini, dukung gaya ini dengan OST upbeat yang kontras tema gelap. Di 2025, dengan produksi season tiga jalan, penggemar harap adaptasi lebih berani tangkap esensi seni Tatsu—visual yang tak cuma cantik, tapi dorong cerita maju tanpa jeda.
Dampak dan Popularitas: Fenomena yang Geser Peta Shonen
Dandadan tak lagi underdog; di 2025, seri ini jadi sleeper hit Fall Anime, geser posisi di power ranking minggu ketiga berkat campuran genre yang segar. Penjualan manga FY2025, dengan volume 21 rilis hari ini, berpotensi lewati seri top untuk no. dua terlaris—bukti loyalitas penggemar yang haus arc baru pasca-cliffhanger season dua. Meski tahun ini kasar buat shonen Jump dengan delay dan kontroversi, sukses anime Dandadan—terutama romansa terbaik 2025—bikin seri ini beacon harapan.
Popularitasnya lintas budaya: di Barat, seri ini bandingin dengan Jujutsu Kaisen tapi lebih fun, sementara di Jepang, update season tiga picu hype soal eksplorasi alien lebih dalam dari manga. Kritik sensor Vamola tunjukkan isu adaptasi, tapi justru dorong diskusi soal fidelitas—penggemar minta season tiga lebih bebas. Dampaknya? Dandadan ubah ekspektasi shonen: bukti genre campur bisa dominasi tanpa formula kaku.
Kesimpulan
Dandadan di 2025 adalah bukti komik bisa campur aksi brutal, romansa manis, dan humor gila tanpa kehilangan napas, terutama dengan produksi season tiga yang janjikan kelanjutan chapter 71 cliffhanger. Dari plot adiktif Momo-Okarun, seni visual Tatsu yang memukau, hingga popularitas yang geser ranking, seri ini tak cuma hiburan—ia pengingat bahwa cerita bagus bisa selamat di tahun sulit shonen. Bagi pemula, mulai dari volume satu; bagi fans, tunggu update alien misterius. Pada akhirnya, Dandadan ajarin: di dunia penuh hantu dan UFO, yang terpenting tetap groove bareng—dan seri ini lakuin itu dengan sempurna.