Review Komik Kowloon: Saroka. Di tengah maraknya komik aksi Korea yang semakin mendominasi pasar global, Kowloon: Saroka muncul sebagai salah satu judul yang patut diperhatikan. Karya ini, yang merupakan spin-off dari universe komik populer seperti Lookism dan Manager Kim, diciptakan oleh Park Tae-joon (PTJ Comics) bekerja sama dengan Baek In-hwi. Dirilis pertama kali di platform Naver Webtoon pada 2024, komik ini sempat hiatus sebelum kembali hadir dengan enam bab baru pada Agustus 2025, menandai kelanjutannya yang dinanti penggemar. Berlatar di dunia gelap penyelundupan manusia dan sindikat kriminal, Kowloon: Saroka mengikuti perjalanan Seo Jintae, seorang pembunuh bayaran yang mencari adik perempuannya yang hilang. Dengan gaya narasi yang intens dan visual yang memukau, komik ini tidak hanya menawarkan aksi brutal, tapi juga eksplorasi mendalam tentang ikatan keluarga dan balas dendam. Artikel ini akan mereview komik ini secara mendalam, mulai dari sinopsis hingga kekuatan dan kelemahannya. BERITA BOLA
Sinopsis Komik Ini: Review Komik Kowloon: Saroka
Cerita Kowloon: Saroka berpusat pada Seo Jintae, seorang pemuda yang hidupnya berubah drastis setelah diculik oleh penyelundup manusia bersama adik perempuannya, Jina—seorang gadis albino bermata ungu yang langka. Mereka terpisah dalam kekacauan itu, dan Jintae menjalani dua tahun penuh siksaan sebelum diselamatkan oleh Shin Kim, seorang pembunuh bayaran ulung. Di bawah bimbingan Shin, Jintae dilatih menjadi assassin profesional, mengasah keterampilan bertarungnya hingga menjadi senjata mematikan.
Beberapa tahun kemudian, petunjuk baru membawa Jintae ke Hong Kong, kota yang dikuasai oleh Triad—organisasi kriminal terbesar di sana. Di sinilah ia menemukan bahwa Jina, adiknya yang hilang, telah terlibat dalam dalam jaringan Triad, mungkin sebagai korban atau bagian dari operasi gelap mereka. Dengan julukan “Saroka”, Jintae memulai perburuan yang penuh bahaya, menghadapi antek-antek Triad, pengkhianat, dan rahasia keluarga yang terkubur. Komik ini terbagi menjadi arc-arc yang membangun ketegangan, dari infiltrasi ke markas Triad hingga konfrontasi pribadi yang emosional. Hingga bab terbaru di 2025, cerita masih berkembang, dengan Jintae semakin dekat pada kebenaran, tapi juga semakin terperangkap dalam lingkaran kekerasan yang tak berujung.
Kenapa Komik Ini Seru Dibaca
Kowloon: Saroka punya daya tarik utama di aksi-aksinya yang kinematik dan narasi yang tak terduga. Setiap bab dirancang seperti adegan film noir, dengan panel-panel dinamis yang mengalir mulus dari dialog tegang ke pertarungan brutal. Karakter utama, Jintae, bukan sekadar pembunuh dingin; latar belakang traumanya membuat pembaca ikut merasakan motivasinya yang mendalam, terutama saat flashback ke masa kecilnya dengan Jina. Elemen misteri tentang peran Jina di Triad juga menjaga ketegangan, membuat pembaca penasaran apakah ia korban atau sudah berubah total.
Visualnya adalah poin kuat lainnya. Seni oleh Baek In-hwi menangkap esensi Kowloon Walled City—labirin kumuh Hong Kong yang penuh neon dan bayangan—dengan detail arsitektur yang autentik, menciptakan atmosfer gelap yang menyesakkan. Pertarungan koreografinya presisi, memadukan gaya bela diri Korea dengan elemen senjata modern, tanpa terasa berlebihan. Ditambah koneksi ke universe PTJ, seperti kemunculan karakter crossover, komik ini terasa seperti bagian dari saga besar yang lebih luas, menambah lapisan lore bagi penggemar lama. Secara keseluruhan, ritme bacanya cepat tapi memuaskan, ideal untuk binge-reading di akhir pekan.
Sisi Positif dan Negatif Komik Ini
Dari sisi positif, Kowloon: Saroka unggul dalam pengembangan karakter dan tema. Jintae adalah protagonis yang kompleks: ia kuat secara fisik tapi rapuh emosional, membuat pembaca mudah bersimpati. Tema ikatan saudara di tengah dunia kriminal menawarkan kedalaman di luar aksi murni, mirip dengan bagaimana Lookism mengeksplorasi identitas. Seni visualnya konsisten berkualitas tinggi, dengan shading dan komposisi panel yang mendukung narasi tanpa membingungkan. Sebagai spin-off, komik ini juga memperkaya universe PTJ tanpa memerlukan pengetahuan mendalam sebelumnya, membuatnya aksesibel bagi pembaca baru. Hiatus singkat di 2024 justru membangun hype, dan rilis bab baru di 2025 menunjukkan komitmen kreator untuk kelanjutan cerita.
Namun, ada pula kelemahan yang terlihat. Beberapa pembaca mungkin merasa trope “pembunuh bayaran mencari keluarga hilang” agak klise, meski dieksekusi dengan baik. Hiatus sebelumnya sempat mengecewakan, menyebabkan drop dalam momentum bagi yang sudah terlanjur hooked. Selain itu, elemen kekerasan grafisnya bisa terlalu intens untuk pembaca kasual, dengan adegan gore yang detail dan tanpa sensor. Narasi kadang terasa linier, kurang eksplorasi sisi moral abu-abu Triad, membuat antagonis terasa satu dimensi di bab awal. Bagi yang tidak suka crossover, koneksi ke seri lain mungkin terasa memaksa, meski tidak mengganggu alur utama.
Kesimpulan: Review Komik Kowloon: Saroka
Kowloon: Saroka adalah komik aksi yang solid, membuktikan bahwa PTJ Comics masih punya resep ampuh untuk cerita gelap yang adiktif. Dengan sinopsis yang memadukan balas dendam pribadi dan intrik kriminal, visual memukau, serta tema keluarga yang menyentuh, judul ini layak masuk daftar baca bagi penggemar genre thriller Korea. Meski ada kekurangan seperti trope familiar dan isu pacing akibat hiatus, kekuatannya dalam eksekusi aksi dan karakter jauh lebih dominan. Kembali hadir di 2025, komik ini siap melanjutkan perjalanan Jintae ke Kowloon yang penuh bahaya—jika Anda siap untuk dunia di mana setiap bayangan menyimpan rahasia, inilah bacaan yang tepat. Rating keseluruhan: 8.5/10, dengan potensi naik seiring bab-bab mendatang.